Pada satu waktu Ira bertanya kepadaku,
" mas mungkin Ira dalam soal seks 'ngga normal 'ya ? ". Aku bukannya
menjawab pertanyaan Ira tersebut, malah aku balik bertanya kepada Ira, "
Ir, kamu tahu 'ngga batasan yang disebut tidak normal di dalam soal
hubungan sex ? ". Ira menjawab " 'ngga tahu ". Aku menjelaskan pada Ira
bahwa " segala cara, gaya dan frekuensi di dalam melakukan hubungan sex
akan selalu disebut normal apabila dilakukan denganpersetujuan kedua
belah pihak, dengan tujuan untuk saling memuaskan pasangannya. Kalau
pasangan kita melakukan cara-cara yang tidak kita sukai tetapi dia terus
memaksakan keinginannya untuk mencapai kepuasannya sendiri, maka
pasangan kita tersebut dapat dikatakan memiliki penyimpangan seksual
(sexual deviation atau abnormal) ".
Pada
akhir-akhir ini, setiap kali aku mengentot Ira, jari-jari tanganku,
khususnya jari telunjuk, sering dijilatinya dan dimasukkan kedalam
mulutnya untuk dijilati dan diisapnya. Semakin liar gerakanku dalam
mengentot Ira, semakin bernafsu Ira menjilati dan mengisap jari
telunjukku. " Ir, kamu sekarang ini selama ngentot sering sekali
mengisap jari telunjuk mas, dan kelihatannya Ira makin sangat terangsang
kalau selama ngentot Ira dapat mengisap jari telunjuk mas. Pasti kamu
sangat menikmatinya 'kan ?", tanyaku. Ira menjawab " Ira makin
terangsang kalau Ira dapat mengisap jari telunjuk mas karena jari-jari
mas sekali-kali menyentuh langit-langit mulut Ira, rasanya geli dan
sangat merangsang sekali ". Dari jawabannya tersebut aku mulai
menduga-duga jangan-jangan pikiran Ira selama ngentot pada akhir-akhir
ini telah diisi dengan fantasi seksualnya yang baru. Aku memiliki
keyakinan bahwa jari telujukku itu pasti dibayangkan oleh Ira sebagai
kontol kedua yang dapat dinikmatinya bersama-sama dengan kontolku.
Keyakinan itu timbul dari expresi Ira selama mengisap jari telunjukku.
Ira begitu menikmatinya !.
"Ir, kalau Ira mau bagaimana
kalau kita coba untuk melakukan "threesome" dengan menambah satu orang
laki-laki lagi dalam acara ngentot kita ", tanyaku. Ira tersentak kaget
dengan tawaranku, dan sejenak dia hanya terdiam saja. Aku mencoba untuk
menjelaskan pada Ira bahwa tawaran ini tentunya hanya sebuah tawaran
yang dapat ia tolak, kalau memang Ira tidak menginginkannya. Tapi
sewaktu aku menyinggung kepada kebiasaannya pada akhir-akhir ini Ira
senang menjilati dan mengisap jari telunjukku selama ngentot, Ira
menimpalinya dengan mengatakan "mas memang benar, karena pada
akhir-akhir ini Ira sering ber-fantasi bagaimana rasanya tubuh Ira ini
dijamah dan dicumbu oleh dua orang laki-laki dan Ira dapat bermain
dengan dua kontol sekaligus dalam satu tempat tidur ......... meskipun
Ira takut untuk mencobanya, tapi keinginan untuk mencoba hal itu selalu
muncul setiap Ira ngentot, baik itu dengan mas maupun dengan suami Ira,
tapi Ira masih ragu-ragu dan takut ".
Aku mencoba lagi untuk
meyakinkan Ira , " memiliki perasaan ragu-ragu dan takut untuk mencoba
sesuatu yang baru adalah sangat wajar sekali, tetapi yang paling penting
disini adalah keputusan dari Ira sendiri, apakah Ira mau mencobanya
atau tidak ", ungkapku. " Ira mau mas, tapi takut makin bertambah orang
yang tau bahwa Ira sebagai seorang istri ternyata tidak setia pada
suaminya sendiri, dimana sekarang ini 'kan hanya mas yang tau ",
ujarnya. " Yang penting adalah keputusan Ira bahwa Ira mau mencobanya,
soal Ira takut bertambahnya orang yang mengetahui selingkuhnya Ira akan
menjadi tanggung jawab mas. Mas sendiri 'kan harus dapat menjaga
kerahasiahan diri mas sendiri, jadi Ira tidak usah khawatir ", kataku.
Bagi aku sendiri melakukan
"threesome" sudah sering aku lakukan bersama-sama dengan sahabatku yang
bernama Iwan, masih bujangan meskipun sudah berumur 32 tahun. Iwan ini
adalah " lady killer" yang berpostur tinggi, tegap serta ganteng dan
kontolnya untuk ukuran orang Indonesia termasuk gede. Selain postur
tubuhnya kelebihan lain dari Iwan ini adalah supel dan mudah akrab
dengan orang-orang yang baru dikenalnya serta dapat dipercaya. Aku
hubungi dia, dan dia setuju dan menunggu untuk dihubungi oleh aku
kembali.
Pada hari yang telah
direncanakan aku menghubungi Ira dan mengatakan pada Ira bahwa hari ini
aku akan memperkenalkan temanku kepadanya. "mas, sungguh-sungguh dengan
rencana ' threesome' itu ? ", tanya Ira. Aku menjawab " itu soal nanti
yang penting kita bertiga ketemu dulu dan tentunya Ira sendiri yang
harus memutuskan apakah akan dilanjutkan dengan acara ' threesome ' atau
tidak ". "Oke, mas, jemput Ira ditempat biasa jam 11 'ya ", pinta Ira.
Jam 10.30 aku bersama Iwan
meluncur untuk menjemput Ira. Sesampainya ditujuan, begitu Iwan melihat
Ira, Iwan berkomentar " Gila tu binor (bini orang) keren banget, mengapa
baru sekarang 'man gue dikenalin ". Aku kenalkan Iwan pada Ira, dan
kita bertiga, Ira duduk didepan disamping aku, meluncur ke arah utara
kota Jakarta. Selama diperjalanan Iwan secara aktif membuka pembicaraan
dengan Ira untuk membuat suasana lebih akrab lagi antara dia dengan Ira.
Tujuanku adalah sebuah motel didaerah Pluit yang bernama PT, di motel
ini selain kamarnya bagus juga makanannya enak-enak.
Makan siang dilakukan di dalam
kamar, dan selesai makan siang dilanjutkan dengan nonton laser disc
sambil ngobrol-ngobrol. Pada waktu Ira selesai dari kamar mandi, dekat
pintu kamar mandi aku sempat bertanya kembali kepada Ira apakah Ira mau
lanjut dengan acara ' threesome ' atau Ira merasa tidak cocok dengan
Iwan. Ira menjawab " Iwan ganteng mas, dan untuk acara .......... ", Ira
diam, dan hanya tersenyum penuh arti kepadaku. Aku dapat menangkap
isyaratnya. Ira mau untuk mencoba ' threesome ' tetapi malu untuk
mengatakannya.
Kembali kekamar tidur, Ira duduk
di-sofa disamping Iwan, dan aku duduk disebelah kanan Ira. Posisi duduk
di-sofa itu menjadi Ira duduk ditengah diapit oleh aku disebelah kanan
dan Iwan disebelah kirinya. Film yang diputar melalui laser disc cukup
seru, sebuah film drama percintaan dengan diselingi adegan-adegan
ranjang yang halus tetapi cukup merangsang. Obrolan diantara kita
bertiga semakin hidup, dan kelihatan kekakuan Ira dengan kehadiran Iwan
sebagai kenalan barunya sudah mulai hilang.
Aku berpikir bahwa kini sudah
saatnya untuk aku memulai berinisiatif "menyerang" Ira. Tanganku mulai
mengelus paha putih Ira, Ira melirik kepadaku dan tersenyum cantik
sekali. Elusan-elusan tanganku di atas paha putih Ira terus kulakukan
yang dengan sekali-kali sengaja tanganku menyusup lebih tinggi lagi
mendekati pangkal paha Ira. Hal itu aku lakukan dengan mataku tetap
menatap layar tv, dan sekali-kali aku mencuri pandang melihat kepada
Iwan. Sampai tahap ini Iwan masih belum bereaksi, pandangannya tetap
mengikuti film yang tertayang di tv.
Rok mini Ira makin tersingkap,
dan tanganku dengan leluasanya merambah dan mengelus naik turun sampai
kesekitar pangkal pahanya, Ira mulai sering menggelinjang menahan
rangsangan akibat dari apa yang aku lakukan ini. Kesempatan ini aku
pergunakan untuk terus lebih merangsang Ira dengan mulai menyusupkan
tangan kananku kedalam blues Ira, pangkal toketnya mulai aku sentuh dan
Ira mendesis sambil tetap berusaha mempertahankan posisi dirinya agar
tidak semakin doyong bersandar ketubuh Iwan. Tanganku masih belum begitu
leluasa untuk meremas dan memainkan toket Ira karena masih terhalang
oleh BH yang dipergunakannya. Maka kembali tangan kananku kuturunkan
untuk kembali mengelus paha Ira dan kali ini tanganku mulai menyelinap
ke balik CD-nya. Ira tersentak menahan rangsangan ketika tanganku
menyentuh clit-nya, dan tanpa sadar kepala Ira jatuh didada Iwan. Dengan
sigap tangan kiri Iwan menyangga kepala Ira dan tangan kanannya mulai
meraba toket Ira. Ira mulai merintih lirih menahan nikmat. Dengan tangan
kanannya Iwan mulai melepaskan kancing baju atas Ira satu persatu.
Sedangkan aku sendiri makin ganas memilin clit Ira dengan tanganku.
Erangan Ira semakin keras, ketika tangan Iwan berhasil menyusup kebalik
BH Ira dan mulai meremas toket Ira dengan remasan-remasannya yang mampu
membuat Ira sangat terangsang. Goyangan kepala Ira semakin liar, dan
dengan tangan kirinya Iwan mengangkat muka Ira keatas sehingga posisi
bibir Ira sangat dekat dengan mulut Iwan. Tanpa menunggu lagi, Iwan
melumat bibir Ira dengan bernafsunya dan Irapun membalasnya dengan tidak
kalah buasnya.
Aku angkat kedua kaki Ira keatas
pahaku, kemudian kaki kanannya aku sandarkan disandaran sofa. Dengan
posisi seperti ini tanganku semakin bebas memainkan clit Ira yang sudah
mulai basah. Aku melihat kepada Iwan, ternyata tangan kanannya masih
terus meremas-remas toket Ira, dan bibirnya sibuk mengulum bibir Ira.
Begitu Iwan melepaskan lumatannya, Ira berteriak " Pindah ke tempat
tidur ........ Ira ingin lebih bebas menikmati kalian berdua ". Iwan dan
aku bersama-sama mengangkat Ira ketempat tidur. Aku lepaskan rok mini
Ira berikut CD-nya sedangkan Iwan melucuti baju dan BH-nya. Ira sekarang
telah telanjang bulat dan badan yang putih serta montok itu seakan
menantang untuk dirajah oleh aku dan Iwan.
Aku lebarkan kaki Ira, sehingga
tampak jelas menonjol clit Ira yang merah kecoklatan. Kuturunkan
kepalaku untuk mulai melumat dan mengisap clit Ira. "Oh.... oh.... mas,
Ira suka banget isepan mas pada clit Ira ", Ira mengerang menahan rasa
gairah yang aku berikan. Iwan mulai turut dalam permainan ini, dia
menekukan lututnya diantara kepala Ira sehingga posisi kontolnya jatuh
tepat di atas mulut Ira. Disodorkan kontolnya mendekati mulut Ira dan
aku lihat Ira sempat melihat ke wajah Iwan sambil tersenyum dan langsung
mulai menjilati kontol Iwan. Tangan Iwan dengan leluasanya meremas dan
memilin toket Ira. Sedangkan aku sendiri terus melumat clit Ira.
Sekarang tangan kananku yang
memilin clit Ira, sedangkan dua jari tangan kiriku aku masukkan kedalam
memeknya. Ira mengelinjang dan menggerak-gerakan pantatnya naik-turun
seolah-olah dia sedang ngentot. Aku bertanya kepada Ira " Apakah kamu
suka dengan cara kita berdua ini ? ", Ira hanya mampu menjawab dengan
cara mengangukkan kepalanya, karena mulutnya masih berusaha untuk dapat
mengisap kontol Iwan sampai pada pangkalnya. Kontol Iwan memang besar,
kelihatan Ira kesulitan untuk mengisap kontol tersebut sampai
kepangkalnya. Aku lihat akhirnya Ira melepaskan isapan atas kontol Iwan
dan berkata " Wan, kontol kamu luar biasa gedenya, Ira susah
ngisepnya..... ". Aku menimpalinya dengan berkata " tapi kamu suka 'kan
sama kontol Iwan ? ", Ira teriak "suka banget, mas" Aku berkata pada
Iwan " Wan, sekarang kamu entot Ira dulu supaya dia bisa ngerasain
gedenya kontol kamu ".
Tanpa menunggu lebih lama lagi
Iwan langsung menempelkan kontolnya di bibir memek Ira dan mulai
menggesek-gesekannya. Ira merintih menahan nikmat dan aku sendiri sangat
terangsang melihat adegan itu. Kontolku berdiri keras sekali tetapi
sementara ini aku tetap ingin menjadi penonton dulu. Kontol Iwan agak
kesulitan untuk menembus memek Ira. Baru ujung kontolnya masuk Ira sudah
menjerit " Wan..... gila.... sakit..... rasanya kaya lagi waktu Ira
dulu diperawanin ". Aku memancing fantasi Ira dengan mengatakan " itu
bukan Iwan tetapi Dodi ". Pancingan ku berhasil, Ira mendesis sambil
merintih " mas Dodi, Ira mau diperawanin 'ya ". Iwan adalah partner aku
yang baik dan sudah terbiasa dengan situasi semacam ini dan dia menjawab
" Ira sayang mas Dodi 'kan ?,..... biarkan kontol mas Dodi masuk ke
memek Ira ". Iwan menekan kontolnya agar dapat masuk lebih dalam lagi.
Ira bereaksi dengan berteriak " ach.....achh... sakit mas....pelan-pelan
". Aku melihat dengan jelas bagaimana sulitnya memek Ira untuk menerima
kontol Iwan, dan adegan ini membuat aku semakin terangsang, tetapi aku
mencoba untuk menahan diri untuk tidak segera berpartisipasi agar tidak
kehilangan adegan yang merangsang ini.
Ira mengerang " acchhhh.......
pedih... mas Dodi ......please fuck me slowly....... ..I like your
cock.....so big...acchhh..... . slowly darling ......", separuh dari
kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira, dan Ira sendiri berontak liar
menahan rasa pedih dan nikmat yang dirasakannya. Aku justru mendorong
Iwan agar lebih menancapkan kontolnya di memek Ira dengan berkata " ayo
Dod.... fuck her..... Ira minta di-entot sama kontol kamu ", dan akupun
bertanya sama Ira " bener 'kan Ir, ......kamu senang 'kan di-entot
Dodi........ jawab dong..... kalau tidak nanti Dodi cabut lagi kontolnya
dari memek Ira ", Ira berteriak " yessss........ Ira pengen banget
kontolnya mas Dodi .....". Mendengar teriakan Ira tersebut, Iwan
langsung menekan kontolnya lebih dalam lagi ke memek Ira, dan Ira
menjerit " addduuuhhhhh...... so big..... painfull but nice...... fuck
me deeply mas Dodi ". Ira meronta-ronta kenikmatan mendapatkan kontol
yang jauh lebih besar dari punyaku. Jeritan-jeritan Ira semakin keras,
dan badannya meronta liar tak terkendali ketika Iwan membalikkan badan
Ira pada posisi doggy style. Iwan sendiri kelihatan begitu bernafsu
mengentot Ira dari belakang, dia tidak mengurangi sama sekali genjotan
kontolnya kedalam memek Ira meskipun Ira terus merintih antara sakit dan
nikmat.
Aku sudah tidak tahan lagi
melihat adegan semacam itu, segera aku berdiri didepan kepala Ira dengan
posisi kaki yang kurentangkan sehingga kepala Ira berada
diselangkanganku. Aku sodorkan kontolku kemulut Ira untuk dijilati dan
diisapnya. Ira sudah diluar kendali, "mas Dodi....... ini kontol siapa
laag .........", belum selesai Ira berkata, kontolku sudah masuk dimulut
Ira dan Ira dengan bernafsunya menjilati dan mengisap kontolku.
Hentakan kontol Iwan dari belakang membuat Ira lebih tidak terkendali
lagi di dalam mengisap kontolku sehingga rasa nikmat yang aku rasakan
sulit untuk diungkapkan. Ira melepaskan isapannya atas kontol aku, dan
mengerang serta berteriak keras sekali "...... mas Dodi......... Ira
coming........... Ira engga tahan lagi..... addduhhhhh ohhhhh.... so
nice....... ", badannya sejenak bergetar liar....... dan kemudian
melorot rebah seperti tidak berdaya menahan rasa nikmat yang baru saja
diperolehnya.
Iwan menarik kontolnya dari
memek Ira secara perlahan-lahan diiringi dengan lirihan Ira "
aaaduuuhhhh ..... nikmat sekali.......". Untuk beberapa saat kita
bertiga tidak ada yang bersuara. Keheningan terpecahkan ketika Ira
berkata " sorry 'ya 'Wan, tadi Ira teriak manggil-manggil nama mas Dodi
..... abis waktu kontol mas Iwan mau masuk ke memek Ira, rasa sakit dan
pedihnya sama banget sewaktu Ira diperawanin oleh mas Dodi .... jadi Ira
inget dia..... ". " yang penting buat mas Iwan, Ira puas dan justru
sewaktu Ira mulai menyebut-nyebut nama mas Dodi, mas Iwan semakin
terangsang karena ngebayangin diri mas Iwan sebagai Dodi yang lagi
merawanin Ira ", jawab Iwan. Ira melirik ke Iwan dan sambil loncat
kekamar mandi Ira berkata " giliran kalian berdua 'ya untuk coming
......be back soon ".
Keluar dari kamar mandi, Ira
berdiri menghadap kekaca rias sambil menyisir rambutnya. Aku harus
mengakuinya bahwa postur tubuh Ira memang indah, putih dengan bentuk
buah dada yang tegak menantang. Dalam posisi Ira masih berdiri menghadap
kaca, aku sudah berdiri memeluknya dari belakang, secara perlahan
kutelusuri tengkuknya dengan bibirku. Ira menggelinjang geli.
Ciuman-ciuman kecil terus aku lakukan disekitar tengkuknya sambil
tanganku dengan halusnya mulai mengelus buah dadanya. Tampak dikaca Ira
berusaha untuk tidak memejamkan matanya, Ira berusaha untuk dapat
melihat buah dadanya di-elus dan diremas oleh kedua tanganku. Ira
kelihatannya menikmati sekali adegan ini.
" 'Wan, .... lets joint with us
...... ", ajakku. Iwan beranjak dari tempat tidur dan langsung
berjongkok diantara kaki Ira menghadap ke clit-nya Ira. Iwan mulai
memainkan lidahnya menjilati sekitar bibir memek Ira, dan Ira tetap
bertahan untuk terus menatap ke kaca . Tangan Ira memegang rambut Iwan,
dan kepala Iwan digoyang-goyangkannya seolah-olah Ira menuntun lidah
Iwan agar jilatannya jatuh ditempat yang diinginkannya. Nafas Ira
memburu, desahan rasa nikmat yang dialaminya mulai terdengar " .....
ohhh ....acchhhh shhhhhn..... adduhhhh...... ". Tanganku masih terus
meremas dan memilin puting toket Ira. " Ir, lihat dikaca, .....
lihat...clit kamu lagi di-isap dan dijilati Iwan, dan toket kamu sedang
mas remas-remas.....lihat....." , bisikku. Ira menatap kaca dan merintih
lirih " ....... keep on doing....... Ira suka baaangeeet.......
enak.....". Aku basahi dengan ludah jari telunjukku, dan secara
perlahan-lahan kutusukan kedalam anus Ira. Ira meronta, dan sambil tetap
memegangi rambut Iwan untuk supaya tetap menjilati clit-nya, Ira mulai
menggoyangkan pantatnya dengan maksud agar jariku dapat masuk lebih
dalam lagi di anusnya.
Ira sudah lepas kendali,
berteriak dan meronta menuntut yang lebih dari yang sedang dirasakannya
saat ini. Aku basahi sekitar anus Ira dengan ludahku demikian pula
kontolku. Perlahan tapi pasti, kontolku aku tekan ke anusnya, Ira
menjerit ketika kontolku berhasil masuk ke anusnya. Dengan posisi
berdiri, Iwan mulai berusaha untuk memasukkan kontolnya ke memek Ira.
Tekanan-tekanan kontol Iwan yang berusaha untuk masuk ke memek Ira,
secara tidak langsung menekan lebih dalam lagi kontolku terbenam di
memek Ira, rasanya luar biasa nikmat. Kontol Iwan berhasil masuk ke
memek Ira dan gerakan Ira semakin tidak terkendali karena setiap tekanan
yang aku lakukan membuat kontol Iwan masuk semakin dalam, demikian
sebaliknya kalau Iwan yang melakukan tekanan. Rintihan, teriakan dan
gerakan Ira luar biasa sekali, Ira benar-benar menikmatinya.
Ira merintih, " ohhhhhhhhhh, I'm
coming again...... shhhhehhhhh,...aaddduuuuhhhh, aaacchhh ..." ,
melihat Ira meronta-ronta aku tidak tahan lagi, aku tekan dengan dalam
kontolku di anus Ira, diam tanpa gerakan untuk dapat merasakan
sepenuhnya jepitan anus Ira di kontolku akibat kontraksinya lubang anus
Ira. " ooohhhh...Ira....... mas mau keluar....... auuuuccchhhh.....
shhhiiiiittttt....... I'm coming ...Ira ", teriakku sambil meremas
kencang toket Ira. Kudekap Ira dengan kedua lenganku, sedangkan Iwan
dengan ritme yang pelan tetap masih mengentot Ira, Ira sudah tidak mampu
lagi untuk membuka matanya, bibirnya terkatup menahan rasa nikmat.
Perlahan-lahan kucabut kontolku dari anus Ira dan membiarkan Iwan sambil
berdiri meneruskan mengentot Ira
Aku duduk di-sofa memperhatikan
mereka berdua ngentot. Iwan mengangkat Ira ketempat tidur, dengan posisi
kaki Ira terjuntai kelantai, Iwan berusaha untuk memasukkan kontolnya
lagi ke memek Ira. Kontol Iwan yang begitu gede berhasil masuk
separuhnya ke memek Ira, dan Ira pasrah menerimanya ketika Iwan
menekankan kontolnya sampai masuk seluruhnya. "adduhhhhh.... ", hanya
itu yang dapat diucapkan Ira. Gerakan Iwan dalam ngentot Ira tetap
stabil, perlahan, tetapi setiap menekan Iwan selalu menekan kontolnya
sampai masuk semuanya. Reaksi dari entotan Iwan ternyata luar biasa
sekali, setiap Iwan menekankan kontolnya Ira pasti merintih " mas
Iwannnn.... ampun.....ampun mas........ Ira puas bangeeetttt-bangeeettt
", tanpa sadar kontolku berdiri lagi tetapi aku merasa kasihan kepada
Ira kalau harus menangani kontolku lagi. Aku mendekat kepada Ira dan
dengan halus ku-usap dan kuremas-remas buah dadanya. Remasan-remasan
yang aku lakukan membuat Ira makin merintih, dan rintihan Ira yang
semakin keras tersebut merangsang Iwan untuk lebih mempercepat
entotannya. "mas Iwan...... Ira ampun....... Ira mau keluar
lagi.......aaacchhhhhhhhh ........Ira keluar..... oocchhhhhh ", teriak
Ira, dan bersamaan dengan teriakan Ira tersebut kulihat Iwan
memperlambat entotannya dan menanamkan seluruh kontolnya dalam-dalam ke
memek Ira sambil berteriak " Irrrrrr, mas ... mau keluar.... accchhh
adduhhhhhhh ", badan Iwan meregang tegang menahan nikmat dan beberapa
saat kemudian merebahkan badannya memeluk Ira sambil mencium bibir Ira
dengan mesranya.
Ira tidak bersuara,demikian pula
Iwan dan aku, kita masing-masing jalan dengan pikiran dan lamunannya
sendiri-sendiri. Jam 19.00 kita bertiga meninggalkan motel PT, ditengah
jalan Ira berkata " ...mas Iwan kotolnya 'ko bisa gede begitu sih.....
rasanya sampai sekarang masih mengganjal saja di memek Ira ". Iwan hanya
tertawa dan sambil berseloroh menjawab " kamu salah Ir, yang gede bukan
kontol mas Iwan... tapi memek kamu yang terlalu sempit ", kita bertiga
tertawa lepas dan sepakat untuk melakukannya lagi .......... next time
.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar