Pada awal tahun 2001 bulan Februari dimana aku saat itu mendapatkan
liburan selama 2 minggu dari pekerjaanku, yang mana sebenarnya bukanlah
liburan melainkan cuti yang kuminta. Dan sebelumnya ada seorang temanku
yang mengajak untuk reuni dimana kami sudah tidak bertemu selama 5 tahun
lebih dengan sibuknya kegiatan kami Masing-masing. Dengan cuti selama 2
minggu itu kumanfaatkan untuk bertemu dengannya di Bogor. Dan bertemu
di villa yang telah disewa oleh temanku. Adapun kami berlima adalah
Sonny, Dwi, Johan, dan Firman.
Singkatnya aku dijemput di bandara dan langsung ke villa mereka,
sehari itu tidak ada kejadian yang menarik, dimana kami hanya bercerita
mengenai Masa-masa SMU dulu dan banyak cerita-cerita mengenai betapa
senangnya kejadian yang kami lalui. Namun keesokan harinya keempat
temanku ini ada keperluan mendesak dikantor mereka, karena mereka satu
kantor maka dengan terpaksa mereka meninggalkanku sendiri di villa.
Hingga muncul kebosananku didalam villa yang lumayan besar itu, maka
kuputuskan untuk melampiaskannya dengan berenang. Pada pukul 4 sore, aku
pun siap berenang dan kupikir karena sendirian di villa maka aku tidak
memakai celana renang untuk memudahkan.
Tak disangka tindakanku dilihat oleh beberapa pasang mata yang berada
di atas villa temanku itu, selama 15 menit aku berenang tiba-tiba
terdengar suara yang memanggil diluar pagar villa. Saat itu aku tidak
berpikiran apa-apa dan kemudian dengan berbalut handuk yang menutupi
senjataku, aku keluar untuk mengetahui datangnya suara tersebut. Setelah
kuhampiri ternyata ada seorang wanita yang kuperkirakan masih SMU
menanyakan apakah aku membolehkannya untuk ikut berenang. Spontan aku
kaget.
“Koq tau kalo gue lagi berenang?”.
Lalu dia menjawab bahwa dari villa yang dia sewa dia melihat kalau aku
sedang berenang. Lalu kuijinkan saja dia berenang, karena daripada aku
bosan sendirian.
“Masuk aja deh, gue mau ke belakang dulu yah”.
“Makasih yah Om”.
“Jangan panggil Om deh, panggil aja Donny”.
“Iya Don”.
Lalu dia beranjak ke kolam renang, dari dalam kulihat dia meloloskan
pakaiannya hingga topless alias bugil. Kupikir apakah dia melihat kalau
aku berenang bugil, semula aku ingin memakai celana namun setelah
melihat dia topless maka kuurungkan niatku lalu aku ikut ke kolam
renang.
“Koq berenangnya bugil sih Neng”
“Ayu, nama gue Ayu. Jadi panggil Ayu aja yah, kayanya enak deh berenang bugil begini”, jawabnya sambil terus berenang.
Selama 5 menit kupandangi lekuk-lekuk tubuh Ayu, kutaksir payudara Ayu berukuran 34B dengan pinggul yang lumayan besar.
“Koq diam aja sih Don?” tanyanya sambil mendekatiku.
“Ngga apa-apa koq, emangnya sendirian di villa Yu?”
“Pada tidur tuh, cewe semua lho Don”, jawabnya sambil tersenyum.
“Lha kalo cewe semua kenapa emangnya”, tanyaku penasaran.
“Sapa tau ada yang disuka”, jawabnya lagi.
“Wah, gue mah suka nusuk cewe Yu”.
“Nusuk apa nih” tanyanya dengan mata yang melirik ke arah selangkanganku.
“Masa ngga tau sih Yu?”
“Ooohh, nusuk ini yang Don” katanya sambil menunjuk vaginanya.
“Iya Yu, soalnya enak sih kalo nusuk itu”
“Wah, Ayu jadi kepengen nih Don” jawabnya lagi dengan beranjak mendekatiku.
Setelah berkata demikian Ayu duduk diatas pahaku dan mulai melumat
bibirku, dan akupun yang telah terangsang melihat lekuk-lekuk tubuhnya
maka kubalas lumatannya. Selama 15 menit kami saling melumat dan
mempermainkan lidah kami, Ayu mulai menarik handuk yang kukenakan dan
terpampanglah senjata yang selama ini kubanggakan dalam menaklukkan cewe
di ranjang.
“Wah Don, kontol loe gede and keras deh. Memek Ayu jadi gatel nih ngeliatnya”.
“Masa sih, mau digaruk ngga Yu?”.
“Mau donk, dari tadi dah gatel koq Don. Waktu Ayu lihat Donny berenang bugil”.
Dan tanpa pemanasan penisku langsung dimasukkan ke dalam vaginanya yang telah basah oleh lendir dan air kolam.
Slepp.. bless
“Ahh.. gila bener nih kontol”, jawabnya diiringi amblasnya penisku.
“Ayu.. Ayu.. Masa belum pemanasan dah langsung maen aja”.
“Abis dah ngga kuat nih”. sambil menjawab Ayu pun mulai menggoyangkan pantatnya.
Menerima perlakuan Ayu ini, aku hanya mengisap dan menyedot puting susunya dan kubiarkan Ayu yang bekerja.
“Donn, koonntoll loe bener-bener kerass..”.
“Memekk guee ampee kesemutann nih”, jawabnya di antara desahannya.
Karena kulihat Ayu sudah hampir mencapai puncaknya maka aku
membaringkannya di tepi kolam renang dan mulai kugenjot memeknya dengan
cepat dan dengan irama yang tidak beraturan. Nampak dari ekspresi Ayu
bahwa dia sangat menikmati persetubuhan kami ini.
“Shh.. Shh.. Donn.. gguuee.. akhh”.
Datanglah puncak kenikmatannya dan kurasakan jepitan dan remasannya yang membuatku hampir tidak dapat menahan maniku sendiri.
“Enak yah Yu?”.
“Enak banget deh, tapi Donny belum keluar yah”.
“Istirahat dulu aja Yu”.
“Nggak ah, Ayu mau digaruk terus ama kontol Donny”, jawabnya.
Maka tanpa ragu-ragu aku kembali menggenjotnya dan kukejar puncak
kenikmatanku sendiri, dan terasa sekali jepitan dan remasan memeknya
selama kugerakkan penisku untuk terus ngebor memek Ayu dengan cepat.
“Shh.. Donn, yangg cepeett.. guuee dahh.. mauu.. keelluuaarr”.
“Barengann Yu”, jawabku.
“Shh.. Ayuu.. guee keluarr”.
Terdengar jeritan kami berbarengan dan kurasakan jepitan memeknya sekali
lagi, setelah itu kami berdua berbaring setelah kulepaskan penisku dari
lubang kenikmatan Ayu.
“Don, ntar malem gue ama temen gue kesini yah”, tanyanya.
“Boleh aja koq, tapi ntar napa-napa lagi?”, tanyaku.
“Lha, ngga apa-apa kan. Lagian gue bakalan kangen nih ama kontol loe ini”, jawabnya sambil meremas-remas kontolku.
“Terserah lah, daripada gue sendirian di sini”, jawabku.
“Ok deh, gue balik dulu yah”.
Ayu pun berdiri dan memakai bajunya kembali. Sebelum beranjak pulang ke villanya, dia memberikan ciuman sambil berbisik.
“Ntar malem kita pesta yah Say”, terlihat senyumnya.
Lalu aku pun Masuk kekamar mandi dan mulai mandi lalu memasak mie yang
disediakan oleh teman-temanku. Pukul 7 malam, terdengar Ayu memanggil
namaku.
“Donny sayang, bukain pintu donk” teriaknya
“Gila juga nih anak, belum apa-apa dah manggil-manggil sayang segala”, pikirku.
“Hai Say, ini Dewi, yang ini Senny, trus yang ini Susi”, setelah
kubukakan pintu untuknya dan langsung disosor dengan perkenalan dengan
temannya.
Kuperhatikan bahwa rata-rata mereka memiliki payudara yang hampir
sama dengan Ayu sendiri, namun yang menarik adalah Susi karena di antara
mereka berempat Susilah yang memiliki payudara terbesar.
“Wah, cantik-cantik nih.”
“Iya donk, kalo ngga mana mungkin Donny sampe senyum-senyum”, jawab Senny yang agresif.
“Yu, toketnya Susi gede banget sih” bisikku kepada Ayu.
“Ngga tau tuh make apa, tapi masih perawan lho”, jawabnya sambil tertawa.
“Masa sih, yang bener nih Yu?”.
“Tanya aja langsung ama orangnya”, jawab Ayu sambil Masuk ke villa dan
diikuti oleh Dewi, Senny dan Susi yang menunduk karena mendengar
percakapanku dengan Ayu.
“Sorry yah Sus, tapi koq bisa gede gitu sih?” tanyaku kepada Susi.
“Yah dari sononya sih”, jawabnya.
“Nah, hayoo dah ngaceng yah Don?”, tanya Senny yang membuatku sedikit malu.
“Hehehehehe, tau aja nih. Mau lihat nggak?”, jawabku sambil meremas-remas penisku sendiri.
“Iya mau donk, abisnya Masa Ayu doank yang dikasih”, jawab Dewi bersemangat.
“Bener-bener deh cewe-cewe sekarang, doyan amat sama kontol”, jawabku menggoda.
“Sapa suruh bikin gatel memek aja”, jawab Ayu yang dari tadi senyum-senyum.
“Yah terserah deh”.
Tanpa malu-malu mereka mulai membuka baju mereka masing-masing
terkecuali Ayu dan Susi. Kulihat Ayu memasang sebuah VCD kedalam VCD
player yang menampilkan adegan-adegan panas, sedangkan Susi hanya
termenung memperhatikan kelakuan teman-temannya sehingga membuatnya
untuk memilih duduk di tepi kolam renang.
Lalu Senny dan Dewi mulai mendekatiku dan mulai membuka pakaian yang
kupakai, setelah pakaianku terlepas mereka hanya bisa senyum melihatku.
“Koq ngga pake CD, ntar masuk angin lho”, tanya Dewi
“Lha kan ada sarungnya disini, ada 3 sarung lagi”, jawabku.
Senny tampak tidak peduli akan perkataanku, dan dia langsung melumat
kontolku yang Masi lemah dan belum bereaksi. Kuluman dan jilatannya
sangatlah membakar birahiku.
“Senn, enakk bangett sedotan loe”.
“Hmm hmm”, jawabnya.
Kupilih untuk duduk dan menikmati jilatan dan sedotan mulut Senny,
hingga membuat Dewi memberikan memeknya kedepan mukaku. Dan tanpa
basa-basi kujilat dan kukulum memeknya yang berbau khas, kulumanku
membuatnya menggoyangkan pantatnya ke mukaku hingga membuat mukaku basah
karena lendir yang keluar dari memeknya.
“Sedoott iittill guee donkk”.
Kuturuti saja kemauannya dan kuberikan sedikit gigitan yang membuatnya semakin liar.
“Donn, guee keelluuaarr..”.
Kusedot semua cairan yang keluar dari memeknya, setelah itu kurasakan
penisku mulai memasuki sebuah lubang hangat. Setelah kulihat ternyata
Senny sudah tidak tahan untuk melumat penisku dengan memeknya, tampak
ekspresinya yang sedang dilanda nafsu.
“Donn, gue entot duluan yah kontol loe”, tanyanya.
“Silakan aja sayang, perlakukan kontol gue semau loe”.
“Iya say, enak banget kontol loe.. keras and gede lagi”.
“Shh.. Yu, bener deh kata loe. Gue bisa ketagihan deh ama nih kontol”, jawabnya.
Kulirik Ayu yang terlihat sedang bermasturbasi memandangi kami dengan nafsunya.
“Shh.. ahh.. gilaa.. guee mauu keluarr”.
Lalu Senny pun orgasme, dan ternyata mereka sebelum datang ke villaku
mereka bermasturbasi yang tertunda. Sehingga menyebabkan mereka cepat
mengalami orgasme, setelah Senny orgasme kupandangi mereka dengan nafsu
yang menggantung.
“Don, sini aja keluarinnya”, Ajak Ayu yang melihat tingkahku.
“Wahh, dah kebelet yah Yu?”.
“Kontol loe sih bikin gregetan, sini donk.. gatel banget nihh”, jawabnya di antara nafsu.
Kuhampiri Ayu dan kuminta dia untuk bermain doggie style.
“Ahh.. memek loe koq makin enak aja sih Yu”.
“Kontol loe juga Don”.
Kugenjot memeknya dengan pelan dan berirama karena aku ingin
menikmati memek-memek SMU yang tidak pernah kudapatkan selama ini, Ayu
pun tidak kalah buasnya mengimbangi permainanku.
“Donn.. Shh.. lebih cepet..”.
Kupercepat goyanganku dan selama 30 menit permainanku dengan Ayu,
membuatnya orgasme dengan kenikmatan yang tidak dapat diungkapkannya.
Namun Ayu tidak mau melepaskan kontolku begitu saja, dan dia menyuruhku
duduk dan kuturuti maunya. Ternyata kuat juga si Ayu ini, dan kami pun
memulai kembali pertempuran kami. Dimana posisi kami adalah aku memangku
Ayu yang memamerkan punggungnya dan penisku tidak lepas dari memeknya
yang sedang menggoyangkan badannya naik turun dan memutar-mutarkan
pantatnya. Kuremas-remas payudaranya yang membuatnya semakin liar
bergoyang.
“Ahh.. Donn.. dahh mauu keluaarr belumm?”, tanyanya.
“Bentar lagi say”, jawabku mendesah menikmati goyangannya.
“Guuee mauu keluarr lagii”.
“Tahan bentar sayy”, jawabku.
“Ahh.. ngga kuatt”, jawabnya disertai orgasmenya yang kedua.
Karena ingin kusemprotkan maniku sekali lagi, maka mulai kugenjot dia dengan keras dan cepat.
“Yu, didalam apa diluarr”
“Dalemm ajaa”
Crott.. crett.. crott.. sekitar 6 semburan mani kusemprotkan didalam memeknya.
Setelah itu, kubiarkan kontolku di dalam vagina Ayu. Dan tampak Susi
sedang mengelus-elus selangkangannya sendiri dengan mata tak berkedip ke
arah kami berdua.
“Yu, boleh ngentot ama Susi ngga?”, tanyaku.
“Tanya ama Susi aja” jawabnya sambil menjepit penisku seakan tidak rela penisku lepas dari vaginanya.
Kukeluarkan penisku dari vagina Ayu dan kudekati Susi yang menunduk ketika menyadari bahwa aku mendekatinya.
“Sus, mau kaya mereka nggak?”, tanyaku yang tidak mendapatkan jawaban.
Kutarik Susi memasuki ruangan tengah villa dan kulumat bibirnya dengan
balasan yang tidak kuduga, lalu kususupkan tanganku kedalam celana
pendeknya yang dimana CD Susi telah basah oleh lendirnya sendiri.
“Kerangsang yah Sus”, tanyaku diiringi elusan dan tusukan dari luar CD Susi.
“He-eh”, jawabnya.
Kami berdua saling melumat sambil berdiri, dan semakin lama kuelus
vaginanya semakin basah CDnya. Lalu kuturunkan celana pendeknya dan
CD-nya, sehingga memperlihatkan vaginanya yang belum pernah disentuh
pria sebelumnya. Ketika Susi sadar, segera dia berusaha menutupi
selangkangannya dengan tangannya, lalu kubuka lagi baju dan BH yang
membalut tubuhnya sehingga dia mulai pasrah menerima perbuatanku.
“Gue ngga bakalan ngentot ama loe, kecuali loe yang minta”, ultimatumku kepada Susi yang sedikit membuatnya lega.
Kubaringkan Susi dikarpet lalu mulai kukulum payudaranya yang besar dan
sedikit memberikan gigitan pelan, yang membuatnya tak sengaja memegang
penisku.
“Shh.. shh”, desahnya pelan
Selama 10 menit aku bermain lidah dengan puting dan payudaranya, maka
aku mulai membuka selangkangannya lalu kulumat habis vaginanya yang
membanjir.
“Ahh.. Donn.. eennaakk”, desahnya tanpa malu-malu lagi.
kujilati dan kusedot itilnya yang membesar, dengan perbuatanku ini membuatnya orgasme.
“Ahh..”, jeritnya tertahan.
Tanpa kupedulikan orgasme yang melandanya, aku melanjutkan untuk menjilati dan menusuk vaginanya dengan lidahku.
“Ahh.. Donn.. truss.. truss..” .
“Yahh.. diisiituu.. enakk bangett”.
Selama menjilati vaginanya, aku memikirkan cara untuk membuatnya memohon untuk memasukkan penisku kedalam vaginanya.
“Donn.. masukkiinn Doon”
“Masukkin apa Say?”, tanyaku setelah menghentikan kegiatanku.
“Inii Don”, jawabnya sambil meremas penisku.
Kubuka kakinya dan mulai kuarahkan penisku, aku berusaha memasukkan
penisku kedalam vaginanya namun selalu luput. Lalu kubuka bibir
vaginanya dan mulai kumasukkan kepala penisku.
“Shhtt..”, desahnya ketika menerima sebuah benda yang masih terasa asing di dalam vaginanya.
“Tahan yah Say”, mulai kudorong penisku memasuki lubang vaginanya.
“Ahhkk.. sakitt”. jeritnya ketika kudorongkan penisku sekuat tenagaku
kedalam vaginanya hingga amblas sepenuhnya. Lalu kubiarkan penisku
didalam vaginanya agar Susi dapat menerima sepenuhnya.
“Shh.. gede yah Mas..”, jawabnya setelah bisa menerima penisku.
Karena remasan dan jepitan penisnya yang sangat kencang pada penisku, maka membuat aku bergerak memaju mundurkan pantatku.
“Shh.. pelan-pelan Mas”, desahnya.
“Iya Sus, memek loe perett. enak banget jepitannya”, jawabku.
Lalu terus kugenjot vaginanya dengan irama yang berbeda, kadang cepat kadang lambat.
“Akan kuberikan pengalaman yang tidak akan loe lupain Sus”, kataku.
“Shh.. Shh..”, jawabnya.
“Mass.. Susi mauu..”
Sebelum selesai berkata kucabut penisku, yang membuat orgasmenya
tertunda dan terlihat sedikit kaget atas tindakanku. Lalu kubalikkan
badannya dan mulai kupangku dengan posisi seperti pertempuranku dengan
Ayu, lalu kumasukkan lagi penisku yang dengan antusias diterima oleh
Susi dengan menghentakkan pantatnya turun ketika kepala penisku memasuki
lubangnya.
“Ahh.. enaknya ngentot”, jawabnya diiringi senyum dari Ayu, Senny dan Dewi yang kecapaian.
Kubiarkan penisku didalam vaginanya tanpa gerakan sehingga membuat Susi
mengerakkan pantatnya untuk memberikan kenikmatan baginya sendiri.
“Shh.. Mass.. entotin memek Susi Mass..”
“Susi mau ngerasainn orgasmee..” Desahnya disertai goyangan yang gencar.
“Ahh.. enakk” desahnya
Tanpa melepaskan penisku dari vaginanya, aku berdiri dan menghadap ke
meja didekat kami sehingga posisi kami kini adalah doggie style. Lalu
kugenjot dan kuentot vaginanya dengan gencar.
“Ahh.. Mass.. Susi mauu keluar lagi”, jeritnya.
Setelah 5 genjotan penisku
“Ahh..”, orgasme melandanya.
Namun aku tidak mau langsung menyelesaikan pertempuranku dengan Susi,
karena aku masih ingin menikmati memeknya yang masih perawan.
“Udahh Mass.. ngilu memek Susi”, jeritnya yang tidak kuacuhkan.
Trus kugenjot memeknya yang semakin keras menjepit penisku
“Ahh.. Mass”
“Truss.. Mass.. yang cepett.. Susi dahh mauu”.
Terasa sekali lagi jepitan yang membuatku semakin tidak dapat menahan maniku sendiri.
“Suss.. Mas mau keluarr”.
Serr crott crett crett..
Sebanyak 7 kali semburan maniku. Lalu kupeluk dia dan kududukan Susi dalam pangkuanku
“Mas Donny nakal ihh.. Masa dah ngilu Masi digenjot”, jawabnya kesal.
“Abisnya memek Susi nikmat sih”, jawabku.
“Udah ahh..”, lalu Susi mulai berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.
“Don, memek gue belum kemasukkan kontol loe nih”, Dewi mulai mendekatiku
dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah basah.
“Koq dah basah lagi Wi”, tanyaku.
“Iya nih, abisnya loe ama Susi tuh bikin gue kepengen cepet-cepet dientotin ama kontol loe”, jawabnya.
Tanpa menunggu jawabanku, Dewi mulai mengenjot penisku dengan buasnya
dan liar. Hal ini membuat kami berdua bertempur tanpa mempedulikan
keadaan kami Masing-masing. Pertempuran kami diakhiri dengan semprotan
maniku didalam memeknya disertai dengan orgasmenya.
Setelah itu kulirik jam dinding yang telah menunjukkan jam 12 malam.
“Wahh, makasih yang neng-neng yang sudah mau melayani aku selama 5 jam”, kataku ketika Susi keluar dari kamar mandi.
Setelah itu kami kekamar dan tidur berbarengan dengan tubuh masih bugil.
Sekitar jam 3 subuh kurasakan bahwa penisku sedang diisap. Setelah
kubuka mataku ternyata Susi dengan lahapnya menjilati dan menyedot
penisku seakan penisku adalah ice cream baginya.
“Sus, mau lagi yah?”, tanyaku.
“Iya nih Mas, abisnya gatel lagi nih inget yang tadi”, jawabnya.
Lalu kuputuskan untuk bermain dikamar yang lain agar tidak
membangunkan Dewi, Senny dan Ayu. Setelah kami sampai dikamar yang lain,
Susi dengan bernafsu menjilati dan mengulum penisku. Lalu kuminta agar
bermain 69, dan dengan senang hati Susi memberikan vaginanya untuk
kujilati. Maka selama 15 menit kami saling menjilat dan kemudian dengan
senyumnya yang manis Susi mulai memasukkan penisku ke lubang vaginanya
yang sudah tidak mengalami kesulitan lagi.
“Mass.. koq makin lama makin enak sih kontol Mas di memek Susi”, tanyanya.
“Susinya kali yang kebelet ama kontol Mas”, jawabku menggoda.
“Abisnya Mas juga sih, ngentotin Susi, jadinya ketagihan deh”, jawabnya
dengan diiringi gerakan yang membuat kami berpacu mengejar kepuasan.
Kali ini pertempuranku dengan Susi memakan waktu yang lama dan dengan
berbagai variasi, sehingga menyebabkan kami mengalami puncak kenikmatan
sebanyak 7 kali (untuk Susi) dan 4 kali untukku. Sungguh mengesankan
Susi ini, pikirku. Lalu kami pun tertidur hingga siang hari.
Setelah pertempuranku dengan Susi yang semakin buas dalam urusan
ranjang dan kuketahui bahwa Susi telah menjadi seorang hypersex setelah
kuperkenalkan kenikmatan bersetubuh kepadanya. Hal ini menyebabkanku
berpikir apakah aku telah melakukan kesalahan namun bagi seorang pria
yang selalu mencari kenikmatan sepertiku ini mendapatkan cewe seperti
Susi merupakan kebahagiaan tertentu dimana dengan rela menyerahkan
mahkotanya yang paling berharga padaku.
Menjelang pukul 11 siang, telepon genggamku berbunyi karena kamar
yang kupakai untuk bertempur dengan Susi memang merupakan kamar yang
disiapkan oleh temanku bagiku. Dengan bermalas-malasan kuangkat telepon
tersebut.
“Don, sorry yah. Kayanya gue pada baru bisa nyampe ke villa sekitar jam 8 malam”, kata Johan.
“Hah! Loe semua nggak salah. Ninggalin gue sendirian”, jawabku menyembunyikan keempat cewe SMU tersebut.
“Yah sorry lha, loe cari cewe aja disana buat nemenin loe”, jawabnya menggoda.
“Yah udah, asal jangan kaget aja kalo dah nyampe”, jawabku lagi.
“Ok deh, sampe ketemu ntar yah Don”
“Iya.. yah”, jawabku mengikuti iklan TV.
Lalu aku dan Johan tertawa, suaraku menyebabkan Susi terbangun.
“Mas Donny dah bangun yah?”.
“Ada telepon dari temen koq, tidur lagi sana”, jawabku.
“Nggak mau ah, Susi kepengen ngentot lagi”, jawabnya genit.
“Nah lho, koq jadi ketagihan nih”, godaku.
“Abisnya Mas Donny sih, ngajarin Susi ngentot”, jawabnya dengan tersenyum.
“Yah udah, Mas ke kamar mandi dulu yah”.
“Ikut donk Mas”, sambil beranjak dari ranjang.
“Eh iya Sus, mau ngerasain ngentot yang lebih enak nggak?”, tanyaku.
“Gimana tuh Mas, kalo enak pasti Susi mau”, jawabnya antusias.
“Sebelum ngentot kita berdua pipis barengan tapi kontol Mas ada di dalam memek Susi. Mau nggak?”, jawabku.
“Ihh, jijik ah Mas”.
“Ngga mau yah udah”.
“Iya deh, terserah Mas aja. Memek Susi kan udah jadi punya Mas”.
Setelah sampai di kamar mandi, aku mengangkat sebelah kaki Susi dan
kumainkan kontolku di bibir memeknya sedangkan Susi dengan senang
menerima dan mempermainkan kontolku ke memeknya. Hampir 5 menit kami
bermain saling gesek kelamin.
“Mas, Susi pengen pipis”, rintihnya.
“Sebentar yah Say”.
Lalu kumasukkan kontolku ke dalam memeknya, yang langsung dijepit dan terguyur oleh air pipis Susi.
“Ahh, Mass”, jeritnya.
“Enak nggak Sus?”.
“Aneh juga rasanya pipis tapi ada kontolnya di dalam”, jawabnya.
“Sekarang Mas mau pipis di dalam juga boleh nggak?”.
“Pipis aja Mas, Susi pengen ngerasain air pipis Mas di dalam memek Susi”.
Lalu aku pun pipis dan terasa sekali guyuran hangat dari kontolku ke memeknya Susi yang diterimanya dengan menutup mata.
“Mass.. aneh tapi nikmat deh”, jawabnya
Lalu aku dengan sigap langsung mengenjot kontolku keluar masuk memeknya
yang langsung membuat Susi mendesah nikmat sambil mengimbangi
permainanku. Setelah 30 menit kami bermain dengan posisi berdiri maka
aku membaringkannya di lantai kamar mandi dan trus kugenjot.
“Mass.. Susi dah nggak tahan”, desahnya.
“Keluarin aja, jangan ditahan”.
“Ahh.. ahh.. Mass”, jerit orgasmenya.
Aku tidak bosan merasakan jepitan memek Susi yang mengalami orgasme,
namun tidak kuberikan kesempatan baginya untuk beristirahat dan trus
kugenjot dia hingga Susi yang lelah menjadi bangkit lagi karena
birahinya dan kami berdua mulai lagi mengejar puncak kenikmatan kami.
Kontolku terus menerus menghujam memek Susi yang menerima dengan
mengerakkan pantatnya untuk merasakan hunjaman kontolku yang seakan
ingin ditelan olehnya. Lalu kami berdua mengalami orgasme kedua bagi
Susi dan yang pertama bagiku.
Setelah itu kami berdua mandi dan keluar kamar mandi yang langsung
disambut oleh Senny, Dewi dan Ayu yang langsung menyerobot kontolku
untuk dilumat mereka. Sedangan Susi hanya bisa memandangi kelakuan
teman-temannya yang menurutku sangatlah haus akan kontol. Untuk siang
itu juga, aku akhirnya melayani mereka berempat hingga kami berlima
kecapaian dan mungkin aku sendiri sudah tidak kuat untuk bangun.
Melayani 4 cewe sekaligus tanpa beristirahat dan dalam waktu 5 jam
merupakan hal yang telah melebihi batas kemampuanku, sehingga akhirnya
kupilih untuk berbaring diranjang seperti orang sakit.
“Mas, nih makan dulu”, Terdengar Susi menyuruhku makan.
“Ahh cape Sus”, jawabku.
“Heheheheh, Mas juga sih ngentot terus. Sini Susi suapin”.
Saat itu kurasakan kasih sayang dari Susi kepadaku, yang mana jarak
umur kami terpaut sangat jauh. Namun Susi seakan tidak peduli Masalah
umur kami ini. Dan aku juga sebenarnya tidak mau Susi menjadi begini.
“Sus, Mas minta maaf yah”, kataku.
“Lho, koq jadi minta maaf sih. Emangnya Mas salah ama Susi?”, tanyanya.
“Iya, Mas sudah salah. Mas salah ngajarin Susi ngentot”, katanya menyesal.
“Mas.. nggak usah minta maaf Mas, Susi senang koq diajarin ngentot ama
Mas. Tapi Susi janji ama Mas kalo Susi nggak bakalan ngentot ama
siapapun kecuali Mas”, jawabnya menunduk.
“Kenapa?”.
“Karena.. Susi.. sayang ama Mas”, jawabnya sedikit terisak.
“Koq bisa Sus, Susi kan tau Mas ini orangnya gimana?”.
“Susi tau koq, Mas punya kontol yang selalu bikin cewe-cewe ketagihan
dan mungkin dah beberapa ratus memek yang Mas rasain. Tapi Susi tetap
sayang ama Mas”.
“Jangan begitu Sus, mungkin suatu hari nanti Susi akan mendapatkan
seseorang yang menyayangi Susi seperti Susi menyayangi Mas. Mas nggak
pantas mendapatkan kasih dari Susi. Karena Mas hanya seorang pengembara
yang mencari sex saja”, jawabku.
“Mas, nanti jam 7 kita mau pulang. Boleh nggak Susi minta dientotin sekali lagi?”, tanyanya.
“Terserah Susi lah”.
Lalu kamipun bermain lagi, namun kali ini Susi lebih aktif dan liar
dalam mengapai kenikmatannya yang kusadari bahwa dia tidak rela
meninggalkanku atau aku meninggalkannya. Susi membuat dirinya seperti
tersiksa dalam birahinya dan kegalauannya yang membuatnya bergerak-gerak
tanpa peduli kondisiku yang mungkin akan mengalami kesulitan menikmati
permainannya dan Susi telah mengalami orgasme yang ke-4 kalinya. Dan
terlihat air mata yang mengalir dari kelopak matanya, sehingga aku pun
menjadi kasihan padanya sehingga aku memutuskan untuk memberikan kesan
yang terakhir diantara kami dalam villa ini.
Kusetubuhi Susi dengan penuh kelembutan yang membuatnya menjadi
tenang dan merasakan kenikmatan yang tidak ada taranya. Hingga akhirnya
kami berdua mengalami orgasme yang menyudahi permainan kami.
“Mas. Ini nomor telepon Susi. Telepon yah Mas”, diberikannya secarik kertas kepadaku sambil mencium bibirku.
Setelah itu mereka pun akhirnya pulang ke rumah dengan perasaan mereka
masing-masing. Namun akhirnya aku tenggelam dalam kesendirian lagi kala
mereka pergi, hingga menjelang pukul 10 malam, teman-temanku pun
akhirnya datang dengan membawa beberapa wanita yang entah darimana
mereka dapatkan. Karena aku tau bahwa wanita-wanita tersebut bukanlah
pacar maupun istri mereka. Namun aku tidak peduli dan karena aku memang
sudah capai melayani 4 cewe SMU dan gairah mengebu-gebu dari Susi
sendiri. Hingga aku memutuskan untuk tidur dan tidak mempedulikan
desahan dan jeritan-jeritan mereka.
Hingga akhirnya batas menyewa villa tersebut habis dan kami pun pulang dan aku berpamitan untuk pulang.
“Gue anterin yah ke airport?”, tanya Johan.
“Ngga usah deh, loe juga dah cape. dari kemaren ngentot melulu. Sekarang mau nganterin lagi” jawabku menggodanya.
“Heheheheh, tau aja loe Don”, jawabnya.
Yah udah, ntar gue turunin di tengah jalan aja deh loe”.
“Dasar loe, turuWid gue tuh di tempat yang bikin gue gampang ke
airportnya donk. Masa seenak jidat loe aja nurunin gue. Ntar gue laporin
ke cewe loe nih”, ancamku disertai tawa riang kami semua.
“Iya deh, anggap aja gue takut ama loe”.
“Rasain loe” jawabku.
Setelah itu akupun diturunkan di terminal bis yang akhirnya
kuputuskan untuk menelepon Susi, yang dengan senangnya menerima
teleponku dan mengajak aku menginap di rumahnya yang kosong karena orang
tuanya sedang pergi keluar kota selama seminggu yang memang batas
cutiku juga akan habis seminggu lagi. Hingga akhirnya pertarungan kami
pun semakin hari semakin menguras tenaga kami berdua dan Susi juga harus
pergi ke sekolah untuk belajar. Namun Senny, Dewi dan Ayu pun tidak mau
ketinggalan merasakan kembali kontolku menggaruk memek mereka, akan
tetapi Susi tidak keberatan kontolku dirasakan mereka bahkan Susi
mengajak teman-temannya yang haus akan kontol untukku.
Dia mengatakan bahwa semakin banyak cewe yang merasakan kontolku ini,
maka itu membuktikan bahwa kontolku memang patut disukainya. Sekarang
ini Susi bahkan rela menelan maniku dan sangat menyukai kontolku
melebihi segala sesuatu yang ada padannya. Dan hampir tiap ada waktu
maka kami akan melakukannya, baik itu di kamar mandi, di ranjangnya, di
kamar orang tuanya bahkan aku pun mendapatkan pesta yang lebih melegakan
dalam hidupku yaitu berpesta sex sekali lagi dengan mereka berempat
ditambah dengan 2 orang teman Susi yang telah merasakan kontolku ini.
Pada saat 2 hari menjelang kepulanganku Susi membawa seorang temannya
yang menurutku sangat cantik dan tidak kalah dengan Susi sendiri ke
rumahnya.
“Mas ini teman Susi, namanya Vina”
“Donny”, sambutku.
“Vina”, jawabnya malu-malu.
Pada saat itu aku tidak mengerti kenapa Susi membawa Vina ke rumahnya
dan kupikir mereka akan mengerjakan tugasnya. Namun tak kusangka dengan
buasnya diterkamnya diriku di depan Vina yang sama sekali tidak
berkedip menatap kami berdua yang saling memagut dan mendesah-desah.
“Mas, Vina minta diajarin ngentot tuh”
“Kenapa mesti Mas”
“Susi cerita ama dia, kalo kontol Mas paling top”, jawabnya di antara desahannya.
Setelah Susi mengalami orgasme maka akhirnya kupandangi Vina yang
terangsang karena dari tadi kulihat dia ingin sekali mengelus-elus
selangkangannya namun diurungkan niatnya. Hingga akhirnya aku
mendekatinya dan kubuka semua pakaiannya dibantu oleh Susi dan
kusetubuhi Vina dengan pertolongan Susi pula karena memek Vina berbeda
dengan memek-memek perawan yang pernah kurasakan, jepitan memek Vina
sangat khas dan membawa kenikmatan tersendiri.
“Mas.. bener kata Susi. Kontol Mas bener-bener top”
“Ahh.. nikmatin aja Vin” Jawabku
“Ahh.. Mas.. Vinaa mauu kelluarr”.
akhirnya dia mengalami orgasmenya pertama dalam hidupnya dan kusetubuhi
Susi kembali untuk mendapatkan orgasmeku. Selama 2 hari itu aku
bersetubuh dengan Susi dan Vina yang mana mereka berdua sepakat menjadi
kekasih gelapku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar